Jumat, 05 Juni 2009

Museum Tsunami Aceh


perjalanan menuju propensi terbarat dari negara RI tercinta....atau yg lebih dikenal dengan sebutan Negeri Serambi mekkah, setelah beberapa tahun lalu mendapat cobaan dari sang penguasa alam berupa Tsunami, berlahan tapi pasti wajah kota Banda Aceh berkembang lebih cepat dari daerah lainx di Indonesia. kesempatan berkunjung ke negeri tersebut bertepatan dengan acara kepedulian craft dalam membantu pemerintah untuk mensosialisasikan program "balance diet" atau istilahx Gizi seimbang, yg dilakukan oleh para mahasiswa dari politeknik kesehatan Depkes NAD dengan nuansa praktek kerja lapangan (PKL) di daerah Kab Bener Meriah....
keseimbangan kehidupan di Aceh terasa kental pada suasana yg islami, tatanan tempat khalayak ramai berkumpul tak luput dari perhatian pemerintah setempat. bila malam menjelang deretan warung di jl A Yani menjadi icon tersendiri untuk berwisata kuliner, kita akan mudah menjumpai berbagai kedai, warung atau cafe dengan menu utama kopi menjadi transeter semua lapiran warga.
dengan suasana untuk mengobrol berbagai hal membuktikan bahwa masyarakat Aceh hidup dalam kedamain penuh. bicara tentang kuliner, maka ada banyak pilihan yg bisa kita nikmati dari sekedar jajanan ringan sampai makanan berat telah tersedia....coba nikmati mie acehx atau ayam gorengx...dijamin...." makkkthenk"
salah satu icon pariwisatax adalah berdirinya sebuah museum tsunami aceh di tengah jantung kota banda aceh, selintas bentuk bangunan yg unik seperti gedung militer akan tetapi pada bagian dalam terdapat kolam dan disepanjang kolam masyarakat dapat menikmati suara air dengan tempat duduk yg tersedia....secara umum museum tersebut belum bisa dinikmati oleh para pelancong. bergeser sedikit ke arah barat maka kita akan menjumpai sebuah kapal yg gedex se gede ultraman berada di tengah perkampungan warga, berdasarkan cerita ketika tsunami kapal pembangkit milik perusahan pemerintah itu ikut terhembas dari tempat sandarx hingga radius -/+ 4km dari bibir pantai....ya begitulah catatan yg tak memberikan arti bagi para pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar